Widget HTML #1

Fungsi Tourniquet Alat penekanan perdarahan

Fungsi Tourniquet Alat penekanan perdarahan. Tourniquet adalah alat untuk mengerutkan (constricting) dan menekan (compressing). tourniquet Sudah ada sejak tahun 199 SM pada Bangsa Romawi saat melakukan tindakan amputasi lengan atau tungkai.

Tourniquet merupakan alat yang berfungsi dalam penekanan dan digunakan untuk mengontrol sirkulasi vena dan arteri pada daerah pembedahan dalam jangka waktu tertentu Tekanan tourniquet harus melebihi tekanan sistolik, biasanya untuk ekstremitas bawah tekanan yang dibutuhkan 450 mmHg (atau 150 mmHg di atas tekanan arteri sistolik), dan untuk ekstremitas atas 250 mmHg (atau 100 mmHg di atas tekanan arteri sistolik).

Fungsi Tourniquet Alat penekanan perdarahan

Dapat disimpulkan Bahwa Tourniquet adalah alat untuk penekanan perdarahan pada pembedahan, pada operasi Extremitas Inferior dengan menggunakan anestesi spinal pooling darah di segmen yang diblok menyebabkan penurunan darah, dan dikarenakan penggunaan torniquet merupakan prosedur tetap pembedahan, oleh karena itu maka dilakukan pemilihan alternatif dengan menggunakan torniquet di area yang tidak dilakukan pembedahan, yang diharapkan dapat membantu mengurangi penurunan perdarahan akibat anestesi spinal.

Fungsi tourniquet adalah sebagai berikut:
  1. Menghentikan perdarahan pada luka terbuka di lengan atau tungkai (biasanya pada kasus traumatik di medan perang atau kecelakaan lalu lintas), bila dikhawatirkan akan membuat penderita/korban dapat kehabisan darah.
  2. Menghentikan aliran darah saat dilakukan operasi pada lengan atau tungkai. Penghentian ini dilakukan secara sementara dengan sistem buka tutup untuk rentang waktu tertentu.
  3. Pada tindakan IVRA (Intravenous Regional Anesthesia) yang dikenal dengan nama Bier block anesthesia atau Bier’s method. Fungsinya agar obat anestesi hanya berpengaruh pada regio tertentu di lengan atau tungkai.
  4. Pada aplikasi yang membutuhkan akses sementara ke vena seperti pengambilan sampel darah, pemasangan iv catheter, atau menyuntikkan obat intra vena.
  5. System tourniquet yang dipakai dapat merupakan system yang kompleks dengan menggunakan cuff, dan tubing penghubung.  Sedangkan untuk aplikasi keempat, hanya digunakan tourniquet yang sederhana.

Pada awal 1980 diciptakan tourniquet dengan microprocessor-controlled.  Dengan diatur menggunakan microprocessor maka akan didapatkan hasil yang paling optimal, antara waktu pelepasan dan waktu penekanannya.  Tidak terlalu sebentar membuat perdarahan terjadi, tapi tidak terlalu lama pula yang dapat membuat jaringan nekrosis (mati).

Untuk microprocessor-controlled tourniquet, Cuff yang didisain untuk tourniquet berbeda dengan cuff pada tensimeter. Karena cuff pada tourniquet dirancang untuk dipasang dalam waktu yang cukup lama dan juga sangat tergantung kepada mesin yang digunakan.  Cuff system pada tourniquet merupakan barang consumable yang disposable atau dapat juga disterilkan ulang.

Sumber:
http://www.indramuhtadi.com/