Fungsi Genggong Alat Musik Dari Bali
Fungsi Genggong Alat Musik Dari Bali. Genggong merupakan salah satu instrumen getar yang Keunikannya terdapat pada suara yang ditimbulkannya yang bila dirasakan memberi kesan mirip seperti suara katak sawah. Dimana perpaduan antara getaran dawai yang berasal dari pelepah pohon enau dan reng dari mulut pemainnya. Perpaduan itu menghasilkan bunyi atau nada yang dikehendaki.
Musik genggong merupakan salah satu alat musik yang amat populer zaman dulu. Musik ini sangat diminati dan disenangi banyak orang. Munculnya musik ini diperkirakan bersamaan dengan seni tari gambuh yang juga tidak diketahui asal-usulnya. Genggong terkenal dikalangan masyarakat Bali.
Fungsi Alat Musik Genggong
Alat musik ini masih sering dimainkan pada saat acara-acara hiburan, seperti acara pernikahan adat maupun saat pertunjukan seni tari. Genggong digunakan sebagai alat musik pengiring. Namun di Bali sendiri, alat musik ini semakin jarang dikenal orang.
Cara Memainkan Alat Musik Genggong
Alat musik Genggong umumnya dimainkan dengan cara mengulum (yanggem) dibagian yang disebut dengan “palayah” nya. Pada jari tangan kiri memegang ujung alat di sebelah kiri dan pada tangan kanan menggenggam tangkai bambu kecil yang dihubungkan dengan seutas tali benang dengan ujung alat di bagian sebelah kanan.
Untuk membunyikan alat musik ini, maka benang tersebut ditarik-tarik ke samping kanan agak menyudut ke bagian depan, namun tidak meniupnya. Rongga mulut hanya menjadi resonator saja, jadi dibesarkan atau dikecilkan rongga mulut tentunya harus disesuaikan dengan rendah tingginya nada yang diinginkan.
Cara membuat Alat Musik Genggong
Bahan untuk membuat genggong adalah pelepah pohon enau yang di Bali disebut “pugoug”. Dipilih yang cukup tua dan kering, lebih diutamakan yang mengering di batangnya sendiri. Dipilih kulit luarnya, dibuat irisan penampang segi empat panjang dengan ukuran lebih kurang 2 cm lebar dan 20 cm panjangnya. Bagian dalam yang lunak dibersihkan hingga tinggal luarnya yang keras setebal kira-kira seperempat cm.
Palayah atau bagian instrumen yang bergetar terletak di tengah-tengah irisan yang kedua ujungnya berjarak 2 cm dari batas ujung penampang irisan. Lebar palayah setengah cm. Palayah terdiri dari badan palayah dan ujung palayah yang berada atau mengarah ke bagian kiri irisan. Ujung palayah ini diusahakan setipis mungkin dengan lebar kira-kira sepuluh mm. Demikian pula bagian badan palayah dibuat tipis, kira-kira 2 cm di bagian atasnya dibuat tetap tebal, yaitu setebal irisan keseluruhan penampang irisan. Selanjutnya pada ujung kanan irisan penampang dibuat lobang tempat tali benang, yang kira-kira panjangnya 5 cm.
Palayah atau bagian instrumen yang bergetar terletak di tengah-tengah irisan yang kedua ujungnya berjarak 2 cm dari batas ujung penampang irisan. Lebar palayah setengah cm. Palayah terdiri dari badan palayah dan ujung palayah yang berada atau mengarah ke bagian kiri irisan. Ujung palayah ini diusahakan setipis mungkin dengan lebar kira-kira sepuluh mm. Demikian pula bagian badan palayah dibuat tipis, kira-kira 2 cm di bagian atasnya dibuat tetap tebal, yaitu setebal irisan keseluruhan penampang irisan. Selanjutnya pada ujung kanan irisan penampang dibuat lobang tempat tali benang, yang kira-kira panjangnya 5 cm.
Benang itu diikatkan pula pada setangkai bambu bundar yang kecil, sepanjang sepuluh cm. Waktu membunyikan genggong tangan kanan memegang tangkai tersebut secara vertikal untuk menarik benang hingga palayahnya tergetar.
Referensi
http://www.kamerabudaya.com/2017/04/genggong-alat-musik-tradisional-dari-bali.html